INTISHAR PERTEMUAN I
Keputusan ialah hasil yang dipilih dari berbagai atau beberapa alternatif
pengambilan keputusan itu adalah suatu cara yang digunakan untuk memberikan suatu pendapat yang dapat menyelesaikan suatu masalah dengan cara / teknik tertentu agar dapat lebih diterima oleh semua pihak.
pengambilan keputusan itu adalah suatu cara yang digunakan untuk memberikan suatu pendapat yang dapat menyelesaikan suatu masalah dengan cara / teknik tertentu agar dapat lebih diterima oleh semua pihak.
Yang harus diperhatikan dalam pengambilan keputusan :
- Intuisi / Bisikan hati
- Dampak
- Pertimbangan
- Perbandingan untung dan rugi
Dasar Pengambilan Keputusan
Menurut George R.Terry dan Brinckloe disebutkan dasar-dasar pendekatan dari pengambilan keputusan yang dapat digunakan yaitu :
- Intuisi
Pengambilan keputusan yang didasarkan atas intuisi atau perasaan memiliki sifat subjektif sehingga mudah terkena pengaruh. Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi ini mengandung beberapa keuntungan dan kelemahan.
- Pengalaman
Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan praktis, karena pengalaman seseorang dapat memperkirakan keadaan sesuatu, dapat diperhitungkan untung ruginya terhadap keputusan yang akan dihasilkan. Orang yang memiliki banyak pengalaman tentu akan lebih matang dalam membuat keputusan akan tetapi, peristiwa yang lampau tidak sama dengan peristiwa yang terjadi kini.
- Fakta
Pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan yang sehat, solid dan baik. Dengan fakta, maka tingkat kepercayaan terhadap pengambilan keputusan dapat lebih tinggi, sehingga orang dapat menerima keputusan-keputusan yang dibuat itu dengan rela dan lapang dada.
- Wewenang
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannya atau orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada orang yang lebih rendah kedudukannya. Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan.
- Logika/Rasional
Pengambilan keputusan yang berdasarkan logika ialah suatu studi yang rasional terhadap semuan unsur pada setiap sisi dalam proses pengambilan keputusan. Pada pengambilan keputusan yang berdasarkan rasional, keputusan yang dihasilkan bersifat objektif, logis, lebih transparan, konsisten untuk memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala tertentu, sehingga dapat dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai dengan apa yang diinginkan. Pada pengambilan keputusan secara logika terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
- Kejelasan masalah
- Orientasi tujuan : kesatuan pengertian tujuan yang ingin dicapai
- Pengetahuan alternatif : seluruh alternatif diketahui jenisnya dan konsekuensinya
- Preferensi yang jelas : alternatif bisa diurutkan sesuai criteria
- Hasil maksimal : pemilihan alternatif terbaik didasarkan atas hasil ekonomis yang maksimal.
Unsur :
- Pilihan
- Hambatan
- Dampak / Resiko
- Tujuan
Langkah Pengambilan Keputusan :
- Menentukan Kebijakan
- Mencari Alternatif
- Hasil yang terbaik
- Menyelesaikan masalah
karena adanya masalah maka harus dilakukan pengambilan keputusan
Contoh Pembahasan Pengambilan Keputusan dengan mengulas berita :
Tokoh : Joko Widodo
Media : Kompas
Hal: 18 kolom 1
Tanggal : 1 Maret 2016
Judul : Infrastruktur didorong
No
|
Latar Belakang
|
Keputusan
|
Tujuan
Keputusan
|
Langkah
|
Konsekuensi
/ efek
|
1.
|
Meningkatnya harga
minyak mentah pada setiap tahun (35,37 Dolar/barrel)
|
Presiden meminta stok
minyak mentah di tambah
|
Untuk Mewujudkan
ketahan energi saat harga minyak mentah beranjak naik
|
1.Penyediaan
kilang baru / penambahan kapasitas kilang yang sudah ada
2.Mempercepat
pembangunan infrastruktur dengan mengutamakan kandungan lokal
3.Penandatanganan
kontrak kegiatan strategis kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
|
Positif:
Saat harga minyak
naik kita tidak mengalami krisis minyak mentah dan mendapatkan keuntungan
yang tinggi
Negatif:
Mengeluarkan modal
yang cukup besar semula 406 Milliar menjadi 3,04 Trilliun
|
- Rujukan : Dikupas berdasarkan media internet http://wahyudieko92.blog.com/model-proses-pengambilan-keputusan-tipe-tipe-proses-pengambilan-keputusan-dan-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-pemecahan-masalah/
- Pengambilan keputusan tersebut sudah memenuhi prosedur pengambilan keputusan yang sudah ada menurut Scott dan Mitchell
- Proses pengambilan keputusan pada hakekatnya terdiri atas 4 langkah tetapi, pengambilan keputusan di atas hanya termasuk pada point 2 dan 4 :
- Proses pencarian atau penemuan tujuan
- Formulasi tujuan(untuk mendapatkan keuntungan yang lebih pemerintah menambah stok minyak mentah pada saat harga rendah dan mengelurkan pada saat harga tinggi)
3. Pemilihan
alternative
4. Mengevaluasi
hasil-hasil
(dengan
mengevaluasi akan mendapatkan keuntungan yang tinggi maka mengambil keputusan
untuk menambah stok minyak mentah.)
sumber :https://ismaan.wordpress.com/2015/05/19/definisi-dan-dasar-pengambilan-keputusan/
ITISHAR PERTEMUAN II
Tokoh : Ketua Umum Asosiasi
Logistik, Zaldy Masita
Media :
ekbis.sindonews.com/read/1072619/34/truk-logistik-dilarang-beroperasi-ini-yang-akan-terjadi-1451260301
Tanggal : Senin, 28 Desember 2015
− 06:52 WIB
Judul : Truk Logistik Dilarang Beroperasi Ini yang Akan terjadi
No
|
Latar
Belakang
|
Keputusan
|
Tujuan
Keputusan
|
Langkah
|
Konsekuensi
/ efek
|
1.
|
Kelangkaan stok
barang konsumsi akibat larangan
truk logistik beroperasi di Tahun Baru.
|
Larangan angkutan
truk logistik barang beroperasi di jalan tol
|
Mengurangi penumpukan
kendaraan dan kecelakaan pada saat tahun baru
|
1. Pemerintah menyiapkan alternatif lain seperti kereta api barang atau
menyiapkan sarana transportasi laut, seperti kapal laut tujuan
Jakarta-Surabaya
2. Pengangkutan bahan pokok yang tidak tahan lama dan cepat rusak yang
melalui moda darat diberikan prioritas.
3. pelanggaran terhadap rambu larangan dan rambu perintah, dikenakan sanksi
sesuai Pasal 287 ayat (1) Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan.
|
Positif:
Kondisi lalu lintas
pada saat tahun baru dapat teratasi dengan tidak adanya penumpukan kendaraan
dan kecilnya angka kecelakaan
Negatif:
Kelangkaan stok pada
sejumlah barang konsumsi di kota-kota besar
|
Rujukan:
Dikupas berdasarkan
media internet http://wahyudieko92.blog.com/model-proses-pengambilan-keputusan-tipe-tipe-proses-pengambilan-keputusan-dan-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-pemecahan-masalah/
Pengambilan
keputusan tersebut sudah memenuhi prosedur pengambilan keputusan yang sudah ada
menurut Herbert A.Simon
Proses
pengambilan keputusan pada hakekatnya terdiri atas 3 langkah utama, yaitu :
1. Kegiatan
intelegent
Menyangkut
pencarian berbagai kondisi lingkungan yang di perlukan bagi keputusan
(kondisi
lingkungan pada saat tahun baru di pastikan rawan terjadinya kemacetan dan
kecelakaan dengan penganbilan keputusan dapat mencegah kondisi tersebut)
2. Kegiatan
Desain
Tahapan
ini menyangkut pembuatan pengembangan dan penganalisaan berbagai rangkaian
kegiatan yang mungkin di lakukan
a.
menyiapkan alternatif moda transportasi
lain
b.
Memberikan prioritas pengangkutan bahan
pokok yang tidak tahan lama dan cepat rusak
c.
Dikenakan sanksi bagi pelanggar rambu lalu lintas sesuai Pasal
287 ayat (1) Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan.
3. Kegiatan
pemilihan
Pemilihan
serangkaian kegiatan tertentu dari alternative yang tersedia
(banyak
alternatif dalam mengatasi kemacetan dan kecelakaan saat tahun baru namun yang paling
efektif dalam mengatasi kondisi tersebut adalah dengan cara melarang angkutan truk
logistik barang beroperasi di jalan tol pada saat tahun baru, karena kendaraan
logistik memiliki dimensi kendaraan yang besar sehingga membutuhkan ruang yang
cukup besar dan dapat menyebabkan kemacetan dan kecelakaan.)
Keputusan harus diambil karena adanya suatu masalah
Definisi Pengambilan Keputusan Menurut Para Ahli :
- Menurut George R. Terry pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku (kelakuan) tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada.
- Menurut Sondang P. Siagian pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling cepat.
- Menurut James A. F. Stoner pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah.
Orang yang berwenang mengambil Keputusan :
1. Pemimpin
2. Diri Sendiri
3. Wasit
4.Hakim, dll.
Masalah atau Problem = Harapan Vs Kenyataan
dengan adanya :
- Konflik
- Kendala
- Hambatan
- Kesenjangan
- Tantangan
Keputusan yang diambil tidak selalu memuaskan ataupun menguntungkan semuua pihak tetap ada unsur untung ruginya.
Contoh permasalahan :
Macet :
-kendaraan banyak
-jalan terbatas
-angkutan umum kurang bagus
-kesadaran berkendara
sumber :https://ismaan.wordpress.com/2015/05/19/definisi-dan-dasar-pengambilan-keputusan/
INTISHAR PERTEMUAN 4
Masalah ?
Kendala atau persoalan yang harus dipecahkan antara kesenjangan dengan sesuatu yang diharapkan dengan baik agar tercapai tujuan dengan hasil yang maksimal
Hakekat Masalah :
- Merupakan kesempatan untuk berkembang
- Merupakan sebuah tantangan, peluang, kesempatan keluar dari stagnan, kebosanan atau status quo serta apapun yang membuat kondisi lebih baik
- Masalah tidaklah harus merrupakan akibat dari kejadian buruk atau faktor eksternal
- Perbedaan kondisi sekarang dan kondisi yang diharapkan
- Masalah bisa muncul berkat adanya pengetahuan atau ilmu baru.
Pengambilan Keputusan :
Keputusan yang dilakukan secara kompherehensif akan menghasilkan kesimpulan yang bersifat kompherehensif juga.
Kompherehensif : mempertimbangkan berbagai macam aspek yang menguntungkan berbagai macam segi.
Keputusan :
- adalah hasil dari pemecahan masalah yang dihadapi dengan tegas
- hasil proses pemikiran yang berupa pemilihan satu diantara beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk memecahkan suatu masalah yang dihadapi
- kegiatan yang sangat utaal
- jiwa kepemimpinan dapat diketahui dari kemampuan megatasi masalah dan mengambil keputusan
- Keputusan yang tepat adalah keputusan yang berbobot dan dapat diterima oleh semua orang
- keputusan ini dinamakan keputusan diri pada human relations
- Proses penuelusuran masalah yang berawal dari latar belakang masalah, identifikasi masalah hinga kepada terbentuknya kesimpulan reekomendasi.
Rekomendasi : Dipakai dan digunakan sebagai pedoman basis dalam pengambilan keputusan, pengaruh besar akan terjadi jika seandainya rekomendasi yang dihasilkan terdapat kekeliruan. Dengan itu dibutuhkan keberanian dan data yang jelas.
Kepemimpinan :
- Khaismatik
- Berwibawa
- Tegas
- Otoriter
- Demokratis
Kesimpulan :
- Keputusan diambil dengan sengaja
- Tidak secara kebetulan dan tidak sembarangan
- Masalah terlebih dahulu harus diketahui dan dirumuskan dengan jelas, sedangkan pemecahan masalah harus didasari dengan pemilihan alternatif terbaik dari alternatif yang ada
Tujuan Pengambilan Keputusan :
- Kegiatan dalam organisasi yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan organisasinya sesuai keinginan
- Terjadinya hambatan - hambatan dalam melaksanakan kegiatan
- Untuk pemecahan masalah
Tahapan Pengambilan Keputusan menurut Herbert A. Simon :
- Intellegence : Proses pengumpulan informasi yang bertujuan mengidentifikasi masalah
- Design : Perancangan solusi terhadap masalah ( dikaji berbagai alternatif )
- Choice : Mengkaji kelebihan dan kekurangan dari berbagai alternatif dan memilih yang terbaik
- Implementation : Tahap pengambilan keputusan dan melaksanakannya
Sulitnya implementasi karena tidak adanya keyakinan
Intishar Pertemuan 5
Klasifikasi Keputusan :- Keputusan Terprogram.
Menurut Siagian, S.P. (1993) : Keputusan Terprogram adalah tindakan menjatuhkan pilihan yang berlangsung berulang kali, dan diambil secara rutin dam organisasi. Biasanya menyangkut pemecahan masalah-masalah yang sifatnya teknis serta tidak memerlukan pengarahan dari tingkat manajemen yang lebih tinggi. Biasanya langkah-langkah dan prosedur yang perlu ditempuh telah dituangkan dalam buku pedoman, yang biasanya terdapat dalam organisasi yang dikelola secara rapi.
Pengambilan keputusan terprogram akan berlangsung dengan efektif apabila empat criteria dasar dipenuhi :
a. Tersedia waktu dan dana yang memadai untuk pengumpulan dan analisis data.
b. Tersedia data yang bersifat kuantitatif.
c. Kondisi lingkungan yang relatif stabil, yang didalamnya tidak dapat tekanan yang kuat untuk secara cepat melakukan penyesuaian-penyesuaian tertentu terhadap kondisi yang selalu berubah.
d. Tersedia tenaga trampil untuk merumuskan permasalahan secara tepat, termasuk tuntutan operasional yang harus dipenuhi.
Sedangkan dalam Salusu menyebutkan bahwa keputusan terprogram yang dibuat sebagai respon terhadap masalah-masalah organisasi yang repetitif atau yang sudah baku, mencakup keputusan operasional dan keputusan pada tingkat menengah dari Morgan dan Cerello, keputusan operasinal dan taktis dari Sutherland serta dari Mangkusubroto dan Trisnadi dan keputusan terstruktur dari Mintzberg dan Brinckloe;
2. Keputusan yang tidak Terprogram.
Biasanya diambil dalam usaha memecahkan masalah-masalah baru yang belum pernah dialami sebelumnya, tidak bersifat repetitif (berulang-ulang), tidak terstruktur, dan sukar mengenali bentuk, hakikat dan dampaknya. Sebagai akibat keadaan demikian, para ahli belum mampu menyajikan teknik pemecahan yang sudah terbukti efektif di masa lalu, baik karena sifatnya yang baru itu maupun karena sukar untuk mendefinisikan hakikatnya secara tepat. Keputusan yang tidak Terprogram tidak menyangkut hal-hal yang sifatnya operasional, akan tetapi menyangkut kebijaksanaan organisasi dengan dampak yang strategis bagi eksistensi organisasi. (Siagian, S.P.; 1993), Keputusan Terprogram
Sedangkan dalam Salusu menyebutkan bahwa keputusan tidak terprogram, dibuat sebagai respon dari masalah-masalah unik, yang jarang dijumpai dan yang tidak dapat didefinisikan secara tepat, keputusan ini biasanya dikenal dengan nama keputusan strategik, meliputi keputusan strategik dari Morgan dan Cerello, Mangkusubroto dan Trisnadi, keputusan strategik dan tujuan (goal) Sutherland, serta keputusan tidak terstruktur dari Mintzberg dan Brinckloe.
Biasanya diambil dalam usaha memecahkan masalah-masalah baru yang belum pernah dialami sebelumnya, tidak bersifat repetitif (berulang-ulang), tidak terstruktur, dan sukar mengenali bentuk, hakikat dan dampaknya. Sebagai akibat keadaan demikian, para ahli belum mampu menyajikan teknik pemecahan yang sudah terbukti efektif di masa lalu, baik karena sifatnya yang baru itu maupun karena sukar untuk mendefinisikan hakikatnya secara tepat. Keputusan yang tidak Terprogram tidak menyangkut hal-hal yang sifatnya operasional, akan tetapi menyangkut kebijaksanaan organisasi dengan dampak yang strategis bagi eksistensi organisasi. (Siagian, S.P.; 1993), Keputusan Terprogram
Sedangkan dalam Salusu menyebutkan bahwa keputusan tidak terprogram, dibuat sebagai respon dari masalah-masalah unik, yang jarang dijumpai dan yang tidak dapat didefinisikan secara tepat, keputusan ini biasanya dikenal dengan nama keputusan strategik, meliputi keputusan strategik dari Morgan dan Cerello, Mangkusubroto dan Trisnadi, keputusan strategik dan tujuan (goal) Sutherland, serta keputusan tidak terstruktur dari Mintzberg dan Brinckloe.
Proses Pengambilan Keputusan :
- Menggambarkan dan mengenali masalah dan kesempatan.
- Mengidentifikasi dan menganalisis macam langkah tindakan alternatif
- Memberi bobot pada kriteria ( menentukan variabel, dengan variabel dapat diukurbobot )
- mengembangka alternatif - alternatif
- menganalisis alternatif (letak kesalahan)
- Memilih tindakan yang lebih disukai.
- Mengimplikasikan tindakan yang lebih disukai.
- Mengevaluasi hasil dan kelanjutannya sebagaimana diperlukan.
Dua Pandangan Proses Pengambilan Keputusan :
a. Rasionalitas Sempurna : Telah teridentifikasi suatu masalah organisasi yang penting dan relevan.
b. Rasionalitas Terbatas : Suatu masalah yang tampak mencerminkan kepentingan - kepentingn latar belakang manajer itu telah teridentifikasi ( mementingkan spek subjektifitas )
Perubahan Dalam Keputusan :
1. Incremental Changes : merupakan dampak perubahan keputusan yang dapat diperkirakan atau ditaksir beberapa persentase prubahan yang aan terjadi kedepannya / flashback dari sebelumnya ( historis pengalaman, sering dikaitkan dengan hal - hal mistis )
2. Turbulance Changes : Tidak dapat diprediksi ( contoh : demonstrasi, bencana alam )
sumber:http://rzaharani.blogspot.co.id/2013/05/pengambilan-keputusan-dalam-organisasi.html
Intishar Pertemuan 6
- Hidup adalahh keputusan
- hidup adalah pilihan yaiyu memilih jalan kehidupan yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan akhir
- pilihan perlu pertimbangan dan keputusan berdasrkan rekomenasi yang harus dikaji terlebih dahulu dengan menghasilkan output yaitu pengambilan keputusan
Elemen-elemen Dasar dalam Pengambilan Keputusan
1. Menetapkan tujuan
Pengambilan keputusan harus memiliki tujuan yang akan mengarahkan tujuannya, apakah spesifik yang dapat diukur hasilnya ataupun sasaran yang bersifat umum. Tanpa penetapan tujuan, pengambil keputusan tidak bisa menilai alternatif atau memilih suatu tindakan. Keputusan pada tingkat individu, tujuan ditentukan oleh masing-masing orang sesuai dengan sistem nilai seseorang. Pada tingkat kelompok dan organisasi, tujuan ditentukan oleh pusat kekuasaan melalui diskusi kelompok, konsensus bersama, pembentukan kualisi dan berbagai macam proses yang mempengaruhi. Ditambahkan oleh Wijono, bahwa tujuan harus dibagi menurut pentingnya, ada tujuan yang bersifat harus atau tidak bisa ditawar, dan ada tujuan yang bersifat keinginan, yang mana masih bisa ditawar.
2. Mengidentifikasi Permasalahan
Proses pengambilan keputusan umumnya dimulai setelah permasalahan diidentifikasi. Permasalahan merupakan kondisi dimana adanya ketidaksamaan antara kenyataan yang terjadi dengan apa yang diharapkan. Permasalahan dalam organisasi dapat berupa rendahnya produktivitas, adanya konflik disfungsional, biaya operasional yang terlalu tinggi, pelayanan tidak memuaskan klien, dan lain-lain. Pengambilan keputusan yang efektif memerlukan adanya identifikasi yang tepat atas penyebab permasalahan. Jika penyebab timbulnya permasalahan tidak dapat diidentifikasi dengan tepat, maka permasalahannya yang ada tidak dapat diselesaikan dengan baik. Ada tiga kesalahan yang sering terjadi dalam mengidentifikasi permasalahan, yaitu mengabaikan permasalahan yang ada, pemusatan perhatian pada gejala dan bukan pada penybab permasalahan yang sebenarnya, serta melindungi diri karena informasi dianggap mengancan harga diri.
3. Mengembangkan sejumlah alternatif
Setelah permasalahan diidentifikasi, kemudian dikembangkan serangkaian alternatif untuk menyelesaikan permasalahan. Organisasi harus mengkaji berbagai informasi baik interen maupun eksteren untuk mengembangkan serangkaian alternatif yang diharapkan dapat memecahkan permasalahan yang terjadi. Pengembangan sejumlah alternatif memungkinkan seseorang menolak untuk membuat keputusan yang terlalu cepat dan membuat lebih mungkin pencapaian keputusan yang efektif.
Proses pengambilan keputusan yang rasional mengharuskan pengambil keputusan untuk mengkaji semua alternatif pemecahan masalah yang potensial. Akan tetapi dalam kenyataannya seringkali terjadi bahwa proses pencarian alternatif pemecahan masalah seringkali terbatas.
4. Penilaian dan pemilihan alternatif
Setelah berbagai alternatif diidentifikasi, kemudian dilakukan evaluasi terhadap masing-masing alternatif yang telah dikembangkan dan dipilih sebuah alternatif yang terbaik. Alternatif-alternatif tindakan dipertimbangkan berkaitan dengan tujuan yang ditentukan, apakah dapat memenuhi keharusan atau keinginan. Alternatif yang terbaik adalah dalam hubungannya dengan sasaran atau tujuan yang hendak dicapai. Bidang ilmu statistik dan riset operasi merupakan model yang baik untuk menilai berbagai alternatif yang telah dikembangkan.
5. Melaksanakan keputusan
Jika salah satu dari alternatif yang terbaik telah dipilih, maka keputusan tersebut kemudian harus diterapkan. Sekalipun langkah ini sudah jelas, akan tetapi sering kali keputusan yang baik sekalipun mengalami kegagalan karena tidak diterapkan dengan benar. Keberhasilan penerapan keputusan yang diambil oleh pimpinan bukan semata-mata tanggung jawab dari pimpinan akan tetapi komitmen dari bawahan untuk melaksanakannya juga memegang peranan yang penting (Gillies, 1996; Gitosudarmo, 1997).
Dalam mengevaluasi dan memilih alternatif suatu keputusan seharusnya juga mempertimbangkan kemungkinan penerapan dari keputusan tersebut. Betapapun baiknya suatu keputusan apabila keputusan tersebut sulit diterapkan maka keputusan itu tidak ada artinya. Pengambil keputusan membuat keputusan berkaitan dengan tujuan yang ideal dan hanya sedikit mempertimbangkan penerapan operasionalnya (Gitosudarmo, 1997).
6. Evaluasi dan pengendalian
Setelah keputusan diterapkan, pengambil keputusan tidak dapat begitu saja menganggap bahwa hasil yang diinginkan akan tercapai. Mekanisme sistem pengendalian dan evaluasi perlu dilakukan agar apa yang diharapkan dari keputusan tersebut dapat terealisir. Penilaian didasarkan atas sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan yang bersifat khusus dan mudah diukur dapat mempercepat pimpinan untuk menilai keberhasilan keputusan tersebut. Jika keputusan tersebut kurang berhasil, di mana permasalahan masih ada, maka pengambil keputusan perlu untuk mengambil keputusan kembali atau melakukan tindakan koreksi. Masing-masing tahap dari proses pengambilan keputusan perlu dipertimbangkan dengan hati-hati, termasuk dalam penetapan sasaran tujuan (Wijono, 1999; Gitosudarmo, 1997).
Pengambilan keputusan harus memiliki tujuan yang akan mengarahkan tujuannya, apakah spesifik yang dapat diukur hasilnya ataupun sasaran yang bersifat umum. Tanpa penetapan tujuan, pengambil keputusan tidak bisa menilai alternatif atau memilih suatu tindakan. Keputusan pada tingkat individu, tujuan ditentukan oleh masing-masing orang sesuai dengan sistem nilai seseorang. Pada tingkat kelompok dan organisasi, tujuan ditentukan oleh pusat kekuasaan melalui diskusi kelompok, konsensus bersama, pembentukan kualisi dan berbagai macam proses yang mempengaruhi. Ditambahkan oleh Wijono, bahwa tujuan harus dibagi menurut pentingnya, ada tujuan yang bersifat harus atau tidak bisa ditawar, dan ada tujuan yang bersifat keinginan, yang mana masih bisa ditawar.
2. Mengidentifikasi Permasalahan
Proses pengambilan keputusan umumnya dimulai setelah permasalahan diidentifikasi. Permasalahan merupakan kondisi dimana adanya ketidaksamaan antara kenyataan yang terjadi dengan apa yang diharapkan. Permasalahan dalam organisasi dapat berupa rendahnya produktivitas, adanya konflik disfungsional, biaya operasional yang terlalu tinggi, pelayanan tidak memuaskan klien, dan lain-lain. Pengambilan keputusan yang efektif memerlukan adanya identifikasi yang tepat atas penyebab permasalahan. Jika penyebab timbulnya permasalahan tidak dapat diidentifikasi dengan tepat, maka permasalahannya yang ada tidak dapat diselesaikan dengan baik. Ada tiga kesalahan yang sering terjadi dalam mengidentifikasi permasalahan, yaitu mengabaikan permasalahan yang ada, pemusatan perhatian pada gejala dan bukan pada penybab permasalahan yang sebenarnya, serta melindungi diri karena informasi dianggap mengancan harga diri.
3. Mengembangkan sejumlah alternatif
Setelah permasalahan diidentifikasi, kemudian dikembangkan serangkaian alternatif untuk menyelesaikan permasalahan. Organisasi harus mengkaji berbagai informasi baik interen maupun eksteren untuk mengembangkan serangkaian alternatif yang diharapkan dapat memecahkan permasalahan yang terjadi. Pengembangan sejumlah alternatif memungkinkan seseorang menolak untuk membuat keputusan yang terlalu cepat dan membuat lebih mungkin pencapaian keputusan yang efektif.
Proses pengambilan keputusan yang rasional mengharuskan pengambil keputusan untuk mengkaji semua alternatif pemecahan masalah yang potensial. Akan tetapi dalam kenyataannya seringkali terjadi bahwa proses pencarian alternatif pemecahan masalah seringkali terbatas.
4. Penilaian dan pemilihan alternatif
Setelah berbagai alternatif diidentifikasi, kemudian dilakukan evaluasi terhadap masing-masing alternatif yang telah dikembangkan dan dipilih sebuah alternatif yang terbaik. Alternatif-alternatif tindakan dipertimbangkan berkaitan dengan tujuan yang ditentukan, apakah dapat memenuhi keharusan atau keinginan. Alternatif yang terbaik adalah dalam hubungannya dengan sasaran atau tujuan yang hendak dicapai. Bidang ilmu statistik dan riset operasi merupakan model yang baik untuk menilai berbagai alternatif yang telah dikembangkan.
5. Melaksanakan keputusan
Jika salah satu dari alternatif yang terbaik telah dipilih, maka keputusan tersebut kemudian harus diterapkan. Sekalipun langkah ini sudah jelas, akan tetapi sering kali keputusan yang baik sekalipun mengalami kegagalan karena tidak diterapkan dengan benar. Keberhasilan penerapan keputusan yang diambil oleh pimpinan bukan semata-mata tanggung jawab dari pimpinan akan tetapi komitmen dari bawahan untuk melaksanakannya juga memegang peranan yang penting (Gillies, 1996; Gitosudarmo, 1997).
Dalam mengevaluasi dan memilih alternatif suatu keputusan seharusnya juga mempertimbangkan kemungkinan penerapan dari keputusan tersebut. Betapapun baiknya suatu keputusan apabila keputusan tersebut sulit diterapkan maka keputusan itu tidak ada artinya. Pengambil keputusan membuat keputusan berkaitan dengan tujuan yang ideal dan hanya sedikit mempertimbangkan penerapan operasionalnya (Gitosudarmo, 1997).
6. Evaluasi dan pengendalian
Setelah keputusan diterapkan, pengambil keputusan tidak dapat begitu saja menganggap bahwa hasil yang diinginkan akan tercapai. Mekanisme sistem pengendalian dan evaluasi perlu dilakukan agar apa yang diharapkan dari keputusan tersebut dapat terealisir. Penilaian didasarkan atas sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan yang bersifat khusus dan mudah diukur dapat mempercepat pimpinan untuk menilai keberhasilan keputusan tersebut. Jika keputusan tersebut kurang berhasil, di mana permasalahan masih ada, maka pengambil keputusan perlu untuk mengambil keputusan kembali atau melakukan tindakan koreksi. Masing-masing tahap dari proses pengambilan keputusan perlu dipertimbangkan dengan hati-hati, termasuk dalam penetapan sasaran tujuan (Wijono, 1999; Gitosudarmo, 1997).
Menetapkan Tujuan :
- Apakah spesifik yang dapat diukur hasilnya / sasaran bersifat umum ?
- Tujuan harus mutlak tidak dapat ditawar
- Keputusan tingkat individu tujuan ditentukan masin - masing orang sesuai dengan sistem nilai seseorang.
Mengidentifikasi Masalah :
bagaimana masalahnya ? konsekuensinya bagaimana ?
3 Kesalahan yang sering terjadi dalam identifikasi masalah :
- Mengabaikan permasalahan
- Pemusatan Perhatian
- Setelah keputusan tidak adanya evaluasi
sumber:http://syakira-blog.blogspot.co.id/2009/01/elemen-elemen-dasar-dalam-pengambilan.html
0 komentar:
Posting Komentar